Minggu, 27 Januari 2013

Ibrahim Mencari Tuhan


إِبْرَاهِيْمُ وَالْبَحْثُ عَنِ الْخَالِقِ
Ibrahim dan pencarian Sang Pencipta
نَشَأَ إِبْرَاهِيْمُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ فِى رِعَايَةِ أَبِيْهِ آزَرْ. وَكَانَ آزَرْ نَجَّارًا يَصْنَعُ الْأَصْنَامُ وَيُتَاجِرُ فِيْهَا. وَكَانَ يَطْلُبُ مِنْ إِبْرَاهِيْمَ أَنْ يُسَاعِدَهُ عَلَى صِنَاعَتِهِ وَبَيْعِهِ فِى السُّوْقِ. فَقَالَ "كَيْفَ تَكُوْنُ تِلْكَ الْأَصْنَامُ آلِهَةً؟ أَنَا أُرَكِّبُهَا بِيَدِيْ..."

Tumbuh Ibrahim alaihissalam dalam perawatan Azar ayahnya. Azar adalah seorang tukang kayu membuat berhala dan diperdagangkan. Dan Ibrahim diminta untuk membantu pada pembuatan dan penjualan di pasar. Dia berkata, "Bagaimana berhala-berhala ini menjadi tuhan? Saya membuatnya dengan tanganku ..."
مَشَى إِبْرَاهِيْمُ بَيْنَ الزُّرُوْعِ وَالْحُقُوْلِ وَالْأَشْجَارِ وَيَسْأَلُهَا: "مَنِ الَّذِى اَنْبَتَكِ؟ مَنِ الَّذِى اَبْدَعَ هٰذِهِ الزَّهْرَةَ وَتِلْكَ الثَّمْرَةَ؟"
Ibrahim berjalan di antara tanaman dan ladang dan pohon-pohon dan bertanya padanya: "Siapa yang menumbuhkanmu? Siapa yang memulakan bunga ini dan buah itu?"
وَإِذَا لَقِيَ حَيَوَانًا أَوْ طَيْرًا يَسْأَلُهُ: "مَنِ الَّذِى خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ؟"
Dan jika ia menemukan hewan atau burung, ia bertanya padanya: siapa yang menciptakanmu dan menyamakan dan menyeimbangkan bentukmu?
وَلٰكِنْ لاَ تَسْتَطِيْعُ هٰذِهِ الْمَخْلُوْقَاتُ أَنْ تُجِيْبَ عَنْ سُؤَالِهِ.
Tetapi makhluk-makhluk tidak bisa menjadi jawaban atas pertanyaannya.
فَلَمَّا بَدَأَ اللَّيْلُ يُقْبِلُ رَأَى إِبْرَاهِيْمُ الْقَمَرَ وَهُوَ يُنِيْرُ الْأَرْضَ. وَرَأَى الْكَوَاكِبَ وَالنُّجُوْمَ وَهِىَ تَعْلُوْ وَتَلْمَعُ فِى السَّمَاءِ. فَنَظَرَ إِبْرَاهِيْمُ وَبَقِيَ يَنْظُرُ إِلَى هٰذِهِ الْمَخْلُوْقَاتِ طَوِيْلاً حَتَّى غَرَبَتْ. فَقَالَ: "لاَ، لَيْسَتْ هٰذِهِ رَبِّيْ لِأَنَّ الرَّبَّ لاَ يَغِيْبُ أَبَدًا."
Ketika mulai malam menyambut Ibrahim melihat bulan yang menerangi tanah. Dan melihat planet-planet dan bintang-bintang yang tinggi dan bersinar di langit. Dan Ibrahim tetap tinggal melihat makhluk-makhluk itu lama hingga tenggelam. Dia mengatakan: "Tidak, ini bukan Tuhan karena Tuhan tidak pernah ketinggalan."
ثُمَّ رَأَى إِبْرَاهِيْمُ الشَّمْسَ تُشْرِقُ فِى الصَّبَاحِ فَقَالَ: "هٰذِهِ رَبِّيْ لِأَنَّهَا أَكْبَرُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ".
Lalu ia melihat matahari terbit di pagi hari dan berkata: "Inilah Tuhanku, itu adalah yang terbesar dari semua."
وَبَقِيَ إِبْرَاهِيْمُ طُوْلَ الْيَوْمِ يُتَابِعُ الشَّمْسَ وَهِيَ تَرْتَفِعُ فِى السَّمَاءِ حَتَّى غَرَبَتْ فَقَالَ: "لاَ، لَيْسَتْ هٰذِهِ رَبِّيْ. لاَبُدَّ أَنْ يَكُوْنَ لِهٰذَا الْكَوْنِ خَالِقٌ لاَ تَرَاهُ الْعُيُوْنُ."
Ibrahim tinggal di sepanjang hari mengikuti matahari meninggi di langit sampai tenggelam, ia berkata: "Tidak, ini bukan Tuhanku, alam semesta ini harus memiliki pencipta yang tidak mungkin dilihat oleh mata"
وَبَعْدَ تِلْكَ الرِّحْلَةِ الشَّاقَةِ فِى التَّفَكُّرِ وَالتَّأَمُّلِ، اِعْتَقَدَ إِبْرَاهِيْمُ أَخِيْرًا أَنَّ اللهَ أَكْبَرُ مِنْ أَنْ يَرَاهُ أَحَدٌ. هُوَ الَّذِى خَلَقَ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا.
Setelah perjalanan yang sulit dalam tafakkur dan perenungan, Ibrahim akhirnya meyakini bahwa Allah terlalu besar untuk dilihat. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya.
هَكَذَا كَانَ إِبْرَاهِيْمُ فَتًى صَغِيْرَ السِّنِّ وَلٰكِنَّهُ بِفِكْرِهِ وَتَأَمُّلِهِ وَنَظْرِهِ، وَصَلَ إِلَى مَعْرِفَةِ اللهِ تَعَالَى دُوْنَ أَنْ يُعَلِّمَهُ أَحَدٌ أَوْ يُرْشِدَهُ إِنْسَانٌ.
Begitulah… Ibrahim muda pada usia dini tapi dengan pemikiran, perenungan dan pemandangan, telah mampu sampai pada ma’rifatillah tanpa diberitahu dan diajarkan olah satu orang manusiapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar